Prokrastinasi dan malas dapat memiliki berbagai manifestasi dan akar penyebab masing-masing dengan karakteristik dan pengaruhnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. 

Tingkat prokrastinasi dan kemalasan menentukan pola perilaku yang terjadi dalam proses penyelesaian tugas-tugas profesional dan akademik. Orang yang malas enggan mengerjakan pekerjaannya meski punya banyak waktu, sementara orang yang suka menunda-nunda lebih suka menunda tugas untuk memberi mereka lebih banyak waktu untuk berpikir dan bekerja (kumparan.com).

Perilaku menunda-nunda dan malas lebih banyak dijumpai saat masa pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan proses pembelajran daring sendiri dapat membuat pelajar kurang terlibat dalam mengungkapkan ide dan pendapatnya. rendahnya partisipasi dalm pengalaman belajar memberikan rasa bosan dan menurunkan motivasi belajar dalm pembelajaran jarak jauh. 

Fenomena perilaku ini juga terjadi pada mahasiswa Universitas Warmadewa semenjak pembelajaran daring diterapkan selama masa pandemi. Beberapa faktor kemudian menjadi alasan mengapa sebagian mahasiswa merasa malas ataupun memilih untuk menunda mengerjakan tugas mereka. 

Terlalu banyak beban tugas yang diberikan selama pembelajaran daring juga menjadi salah satu faktor rasa malas itu muncul. Hal ini dapat memicu stress terhadap mahasiswa, merasa lelah untuk menunda dengan melakukan hal yang yang mereka gemari. Namun fleksibilitas waktu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa terkadang justru disalahartikan hingga turut menjadi pemicu tertundanya tugas (Wulandari, et al, 2022). 

Faktor lainnya yang dapat menjadi pemicu adalah kendala dari segi perangkat yang digunakan untuk mengikuti kelas daring. Tentu saat daring sebagian besar tugas harus dikumpulkan kepada dosen secara online, namun dikarenakan perangkat yang kurang memadai ataupun kendala sinyal dapat menciptakan stress yang berujung akan penundaan pengumpulan tugas.