Krisis Subak di Bali: Warisan Lestari Tanpa Sawah

Keberadaan subak di Bali semakin terancam, seiring dengan menyusutnya luas sawah dan perubahan fungsi lah.


img

Keberadaan subak di Bali semakin terancam, seiring dengan menyusutnya luas sawah dan perubahan fungsi lah.

By WARC

October 18, 2024

Krisis Subak di Bali: Warisan Lestari Tanpa Sawah

Keberadaan subak di Bali semakin terancam, seiring dengan menyusutnya luas sawah dan perubahan fungsi lah. Alih fungsi lahan sawah di Bali berdasarkan data Dinas Pertanian dan Tanaman Provinsi bali rata-rata 419,76 H (0,52%)/tahun terjadi di semua kabupaten kota terutama pada daerah urban.

Keberadaan hukum waris menyebabkan terfragmentasinya tanah pertanian, faktor irigasi dan jumlah anggota subaknya berkurang, kebijakan direktif dan instan untuk mendorong peningkatan pendapatan.

Subak bukan sekadar sistem irigasi tradisional, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai spiritual dan sosial, seperti Tri Hita Karana (hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan). Sayangnya, tekanan dari pariwisata dan urbanisasi membuat keberadaan subak semakin sulit dipertahankan.

Faktor Penyebab Berkurangnya Subak:

  1. Alih Fungsi Lahan: Banyak sawah berubah menjadi villa, hotel, dan kawasan hunian.
  2. Tekanan Pariwisata: Investasi pariwisata menawarkan keuntungan lebih cepat dibanding bertani.
  3. Regenerasi Petani Menurun: Generasi muda lebih memilih bekerja di sektor pariwisata atau perkotaan.
  4. Kurangnya Insentif Ekonomi: Hasil tani tidak mencukupi kebutuhan ekonomi petani.
  5. Perubahan Iklim dan Kelangkaan Air: Curah hujan yang tidak menentu dan berkurangnya sumber air memengaruhi distribusi irigasi subak.

Dampak Berkurangnya Subak:

  • Kehilangan Identitas Budaya: Subak adalah warisan budaya yang diakui UNESCO, dan hilangnya subak mengurangi nilai warisan ini.
  • Penurunan Kualitas Lingkungan: Alih fungsi lahan berpotensi memperburuk erosi, kekeringan, dan polusi.
  • Ketahanan Pangan Terancam: Berkurangnya sawah berarti produksi beras lokal juga berkurang, membuat Bali lebih bergantung pada pasokan luar.

Dampak Berkurangnya Subak:

  • Kehilangan Identitas Budaya: Subak adalah warisan budaya yang diakui UNESCO, dan hilangnya subak mengurangi nilai warisan ini.
  • Penurunan Kualitas Lingkungan: Alih fungsi lahan berpotensi memperburuk erosi, kekeringan, dan polusi.
  • Ketahanan Pangan Terancam: Berkurangnya sawah berarti produksi beras lokal juga berkurang, membuat Bali lebih bergantung pada pasokan luar.

Jika tak segera ada langkah konkret, dikhawatirkan subak hanya akan menjadi cerita sejarah, bukan lagi bagian dari kehidupan masyarakat Bali.