Indonesia Masuk Negara dengan Sanitasi Terburuk di Asia

#


img

#

By WARC

May 28, 2024

Indonesia Masuk Negara dengan Sanitasi Terburuk di Asia

Indonesia memang memiliki sumber daya air yang melimpah, menjadi salah satu negara dengan jumlah sumber daya air terbesar di dunia. Namun, meskipun memiliki kekayaan sumber daya air yang besar, kualitas sanitasi dan air minum di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan serius.

Menurut data Environmental Performance Index 2022, kualitas sanitasi dan air minum Indonesia hanya mengumpulkan skor 28,5. Untuk kawasan ASEAN, angka ini cuma lebih baik dibandingkan Timor Leste dengan skor 26 dan Laos dengan skor 26,6. Sementara itu, Singapura menjadi negara dengan sanitasi dan air minum terbaik dengan skor 93,3 meski potensi sumber daya airnya hanya 0,6 km3 per tahun.

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengungkapkan, meskipun akses terhadap air minum layak telah menjangkau lebih dari 90% penduduk, tetapi capaian akses air minum aman baru sekitar 11%.

“Untuk akses sanitasi, saat ini sekitar 80% penduduk mempunyai akses sanitasi layak, sedangkan sanitasi aman baru dinikmati oleh sekitar 7% penduduk Indonesia,” jelas K.H. Ma’ruf Amin.

“Investasi di sektor air minum dan sanitasi menjadi hal yang sangat penting, jika Indonesia ingin masuk dalam lima besar ekonomi dunia, sesuai Visi Indonesia 2045,” tegas Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN Bappenas, Josaphat Rizal Primana.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi Buruknya sanitasi di indonesia 

  1. Infrastruktur yang Kurang Memadai: Infrastruktur air dan sanitasi di banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, masih sangat terbatas. Banyak daerah yang belum memiliki akses ke sistem penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak.
  2. Pencemaran Air:Pencemaran sumber air oleh limbah industri, limbah domestik, dan pertanian menjadi masalah besar. Sungai-sungai dan danau sering kali tercemar oleh bahan kimia berbahaya dan limbah organik, yang membuat air tidak layak untuk dikonsumsi tanpa pengolahan yang memadai.
  3. Pengelolaan Sumber Daya Air yang Buruk: Pengelolaan yang tidak efisien dan kurang terkoordinasi sering menyebabkan distribusi air yang tidak merata dan pemanfaatan sumber daya air yang tidak optimal. Kebijakan dan regulasi terkait air dan sanitasi sering kali tidak diimplementasikan dengan baik di lapangan.
  4. Perubahan Iklim: Perubahan iklim telah mempengaruhi pola curah hujan di Indonesia, yang dapat menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah dan banjir di wilayah lain. Hal ini berdampak pada ketersediaan air bersih dan dapat merusak infrastruktur sanitasi yang ada.
  5. Kesadaran dan Pendidikan Masyarakat: Tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi dan praktik kebersihan yang baik masih perlu ditingkatkan. Edukasi mengenai cara menjaga kebersihan sumber air dan penggunaan fasilitas sanitasi yang benar sangat penting untuk mengurangi penyakit yang ditularkan melalui air.

Upaya untuk memperbaiki kualitas sanitasi dan air minum di Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik, termasuk peningkatan infrastruktur, pengelolaan sumber daya yang lebih baik, penegakan regulasi lingkungan, serta edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.