Kontroversi Mencuat: Pemerintah Izinkan Kembali Ekspor Pasir Laut, Lingkungan Terancam?

Keputusan ini menuai kritik dari berbagai kalangan terutama aktivis lingkungan dan para ahli kelautan yang khawatir akan berdampak negatif terhadap ekosistem laut


img

Keputusan ini menuai kritik dari berbagai kalangan terutama aktivis lingkungan dan para ahli kelautan yang khawatir akan berdampak negatif terhadap ekosistem laut

By WARC

September 19, 2024

Kontroversi Mencuat: Pemerintah Izinkan Kembali Ekspor Pasir Laut, Lingkungan Terancam?

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan kembali ekspor pasir laut, yang sebelumnya telah dilarang sejak tahun 2003. Keputusan ini menuai kritik dari berbagai kalangan, terutama aktivis lingkungan dan para ahli kelautan, yang khawatir akan dampak negatif terhadap ekosistem laut.
Pasir laut, yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti reklamasi lahan dan bahan konstruksi, merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga. Namun, penambangan pasir laut secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir, penurunan biodiversitas, serta peningkatan risiko abrasi dan penurunan kualitas air laut.
Pemerintah beralasan bahwa kebijakan ini akan memberikan peluang ekonomi baru, terutama di sektor ekspor, serta meningkatkan pendapatan negara. Namun, banyak pihak menilai bahwa keuntungan ekonomi jangka pendek tidak sebanding dengan potensi kerugian lingkungan yang dapat berdampak jangka panjang. Mereka mendesak agar pemerintah meninjau kembali kebijakan ini dan memperketat regulasi serta pengawasan dalam penambangan pasir laut.
Koalisi organisasi lingkungan meminta kajian lebih mendalam terkait dampak ekologi dan sosial dari ekspor pasir laut. Mereka juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pulau-pulau kecil yang rentan mengalami dampak paling besar dari aktivitas penambangan ini.
Sementara itu, beberapa pengusaha di sektor konstruksi dan pengembangan properti menyambut baik kebijakan ini karena akan memudahkan pasokan bahan baku dan menurunkan biaya proyek reklamasi serta pembangunan di kawasan pesisir.
Dengan munculnya pro dan kontra terkait kebijakan ini, publik kini menanti langkah pemerintah selanjutnya dalam menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.

Alasan Pemeintah membuka Ijin

Pemerintah Indonesia telah membuka kembali izin ekspor pasir laut setelah 20 tahun pelarangan, dengan alasan utama sebagai berikut:

  1. Mengatasi Sedimentasi Berlebih: Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa kebutuhan reklamasi dalam negeri yang tinggi telah mendorong pemerintah untuk memanfaatkan hasil sedimentasi di laut. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat pengerukan pasir dari pulau-pulau, yang sebelumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan reklamasi (Kompas Money
  2. Mendukung Pembangunan Infrastruktur: Pasir laut diperlukan untuk berbagai proyek pembangunan, termasuk reklamasi dan konstruksi infrastruktur. Dengan membuka kembali ekspor pasir laut, pemerintah berharap dapat memenuhi kebutuhan bahan baku untuk proyek-proyek tersebut, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor (Kompas Money
  3. Meningkatkan Pendapatan Negara: Ekspor pasir laut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan pendapatan dari sektor pertambangan dan ekspor 
  4. Menjaga Kesehatan Ekosistem Laut: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa pengerukan sedimen pasir laut juga bermanfaat untuk industri perkapalan dan memperlancar perjalanan logistik laut. Dengan memperdalam jalur pelayaran, diharapkan dapat menurunkan risiko pelayaran dan mengurangi biaya pelayaran, serta menjaga kesehatan ekosistem laut dengan mengurangi pendangkalan 

Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini akan diimplementasikan dengan pengawasan ketat untuk memastikan bahwa kegiatan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

Dampaknya:

Diberikannya izin untuk ekspor pasir laut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi laut dan lingkungan, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Berikut beberapa dampaknya:

  1. Erosi Pantai
    Penambangan pasir laut secara berlebihan dapat mempercepat erosi pantai. Pasir yang diambil dari dasar laut dan area pesisir merupakan komponen penting yang menstabilkan garis pantai. Tanpa pasir, pantai menjadi rentan terhadap abrasi yang menyebabkan daratan tergerus air laut, mengancam infrastruktur dan pemukiman di sekitar pesisir.
  2. Ekosistem laut seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove dapat rusak akibat aktivitas penambangan pasir laut. Terumbu karang yang merupakan tempat berlindung bagi berbagai spesies laut bisa hancur karena sedimentasi yang diakibatkan oleh pengangkatan pasir. Kerusakan habitat ini akan mengancam keanekaragaman hayati laut, termasuk ikan dan organisme lain yang hidup di dasar laut.
  3. Penurunan Kualitas Air Laut
    Penambangan pasir laut sering kali menyebabkan peningkatan kekeruhan air akibat pergerakan pasir dan sedimen. Sedimen yang berlebihan dapat mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air, yang berpotensi merusak ekosistem seperti terumbu karang dan ganggang yang bergantung pada fotosintesis. Ini juga berdampak buruk bagi kehidupan laut yang memerlukan air bersih dan jernih untuk bertahan hidup.
  4. Gangguan pada Siklus Hidrologi
    Pasir laut memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan siklus air di wilayah pesisir. Ketika pasir diambil dalam jumlah besar, hal ini dapat mengubah aliran air laut, mengganggu aliran alami, dan memperburuk risiko banjir serta naiknya permukaan air laut.
  5. Hilangnya Pulau-Pulau Kecil
    Pulau-pulau kecil yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, menjadi lebih terancam dengan adanya penambangan pasir laut. Pengambilan pasir di sekitar pulau-pulau ini dapat mempercepat proses abrasi dan mengurangi daya tahan pulau terhadap gempuran gelombang laut.
  6. Penurunan Sumber Daya Perikanan
    Penambangan pasir laut dapat merusak habitat yang menjadi tempat pemijahan dan berkembangnya ikan. Ini dapat menyebabkan penurunan populasi ikan dan biota laut lainnya, yang berdampak langsung pada sektor perikanan dan mata pencaharian nelayan.
  7. Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove
    Mangrove adalah salah satu ekosistem paling penting dalam melindungi pantai dari abrasi dan badai. Jika pasir laut diambil dalam skala besar, mangrove yang tumbuh di area pesisir dapat kehilangan pijakan mereka dan akhirnya mati, mengurangi kemampuan alam untuk menahan erosi serta melindungi pantai.
  8. Dampak Sosial-Ekonomi
    Kerusakan lingkungan laut juga berpotensi menyebabkan dampak sosial-ekonomi yang serius. Nelayan lokal yang bergantung pada perikanan di wilayah pesisir bisa kehilangan sumber pendapatan mereka. Selain itu, penurunan kualitas lingkungan laut dapat mengganggu pariwisata bahari, yang merupakan salah satu sumber ekonomi di banyak daerah pesisir.

Dengan banyaknya potensi dampak negatif dari ekspor pasir laut, kebijakan ini perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan pemantauan agar kerusakan lingkungan dapat diminimalkan, serta dampak jangka panjang terhadap laut dan masyarakat pesisir dapat diminimalisir.